Kamis, 30 Mei 2013

DAMPAK PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKEL





DAMPAK PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKEL

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2012
KATA  PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahamat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang”Dampak pencemaran udara oleh partikel” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni untuk memenuhi tugas mata kuliah “analisis kualitas lingkungan”selain itu dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pembaca tentang pencemaran udara oleh partikel.Meskipun banyak kesulitan dan hambatan pembuatan makalah ini.
Akhirnya,sebagai insan  yang lemah kami menyadari bahwa kami memiliki banyak kekurangan,karena kesempurnaan hanya dimiliki Tuhan,oleh karena itu segala kritik dan saran dari semua pihak demi menyempurnakan makalah ini sangat kami harapkan.




                                                                                                Makassar, Oktober 2012

                                                                                                            Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
B.   RUMUSAN MASALAH
C.   TUJUAN
BAB II : PEMBAHASAN
            A.PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA  DAN PARTIKEL
            B.BENTUK-BENTUK PARTIKEL
            C. DAMPAK PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKEL
            D. ALAT PENGENDALI EMISI
BAB III : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar kini kering dan kotor. Hal ini bila tidak segera ditanggulangi, perubahan tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia, kehidupan hewan serta tumbuhan.
 Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia. Bila keadaan seperti itu terjadi maka udara dikatakan telah tercemar. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuknya atau dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak memenuhi fungsinya.



B.   RUMUSAN MASALAH
Ø  Apa pengertian pencemaran udara dan partikel
Ø  Apa  bentuk-bentuk partikel
Ø  Apa dampak dari pencemaran udara oleh partikel
Ø  Apa saja alat pengendali emisi
C.   TUJUAN
1.    Tujuan umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah  agar masyarakat pada umumnya dan mahasiswa kesehatan masyarakat pada khususnya  dapat mengetahui akan dampak daripada pencemaran udara  khususnya pencemaran udara  oleh partikel,agar selanjutnya mereka dapat menjaga dan memperbaiki perilaku mereka yang dapat mencemari udara.
2.    Tujuan khusus
*      Dapat mengetahui pengertian pencemaran udara
*      Dapat mengetahui bentuk-bentuk partikel
*      Dapat mengetahui akan dampak dari pencemaran udara oleh partikel
*      Mengetahui dan mengenal alat-alat pengendali emiasi sehingga tidak terjadi pencemaran udara




BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian pencemaran udara dan partikel
Keputusan Menteri Negara Kependudukan Dan Lingkungan Hidup RI  No.KEP-03/MENKLH/II/1991 menyebutkan:
“Pencemaran udara adalah masuk atau dimasuknnya  makhluk hidup,zat,energy atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam ,sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya”
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
            Partikel adalah pencemar udara yang berada bersama-sama dengan bahan atau bentuk pencemar lain.
B.   Bentuk-bentuk partikel
Menurut Wardhana(1995) dalam kaitannya dengan pencemar lingkungan maka partikel dapat berupa keadaan-keadaan berikut:
Ø  Aerosol adalah istilah umum yang menyatakan adanya partikel terhambur dan melayang di udara.
Ø  Fog atau kabut adalah aerosol yang berupa butiran air yang berada di udara
Ø  Smoke atau asap adalah aerosol yang berupa campuran antara butir padatan dan cairan yang terhambur melayang di udara
Ø  Dust atau debu adalah aerosol yang berupa butiran padat yang terhambur dan melayang di udara karena adanya hembusan angin
Ø  Mist artinya mirip dengan kabut,penyebabnya adalah butiran-butiran zat cair yang terhambur dan melayang di udara.
Ø  Fume adalah aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam
Ø  Plume adalah asap yang keluar dari cerobong asap suatu industry
Ø  Smog adalah bentuk campuran antara smog dan fog
Umumnya partikel yang dapat memasuki saluran pernafasan adalah partikel yang berukuran lebih kecil dari 10 µm.
C.   Dampak pencemaran udara oleh partikel
Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa alamiah dan dapat pula disebabkan karena ulah manusia, lewat kegiatan industri dan teknologi. Partikel yang mencemari udara banyak macam dan jenisnya, tergantung pada macam dan jenis kegiatan industri dan teknologi yang ada. Mengenai macam dan jenis partikel pencemar udara serta sumber pence marannya telah banyak . Secara umum partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, tanaman, hewan dan manusia. Partikel-partikel tersebut sangat merugikan kesehatan manusia. Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran  pernapasan atau pneumoconiosis.
Pada saat orang menarik nafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup ke dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut. Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan tertahan di saluran nafas bagian atas, sedangkan partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah. Partikel yang berukuran lebih kecil, 1 sampai 3 mikron, akan masuk ke dalam kantung udara paru-paru, menempel pada alveoli. Partikel yang lebih kecil lagi, kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas dihembuskan.
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Penyakit pnemokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis.
1. Penyakit Silikosis
Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika juka banyak terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang batubara. Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersama – sama dengan partikel lainnya, seperti debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu. Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silicosis akan segera tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit  silicosis ditandai dengan sesak nafas yang disertai batuk-batuk. Batuk ii seringkali tidak disertai dengan dahak. Pada silicosis tingkah sedang, gejala sesak nafas yang disertai terlihat dan pada pemeriksaan fototoraks kelainan paru-parunya mudah sekali diamati. Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan semakin parah dan kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan kegagalan kerja jantung.
Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab penyakit silicosis ini belum ada obatnya yang tepat. Tindakan preventif lebih penting dan berarti dibandingkan dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silicosis akan lebih buruk kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis, astma broonchiale dan penyakit saluran pernapasan lainnya. Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja akan sangat membantu pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja. Data kesehatan pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan sesudah bekerja perlu dicatat untuk pemantulan riwayat penyakit pekerja kalau sewaktu – waktu diperlukan.
2.Penyakit Asbestosis
Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh  debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun yang paling utama  adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya. Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar / melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak  maka akan tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan lingkungan agar jangan sampai mengakibatkan asbestosis ini.
3.Penyakit Bisinosis
Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Debu kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya.
Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin (yaitu hari awal kerja pada setiap minggu). Secara psikis setiap hari Senin bekerja yang menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas. Reaksi alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala awal bisinosis. Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema.
4.    Penyakit Antrakosis
Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpa batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara.Masa inkubasi penyakit ini antara 2 – 4 tahun. Seperti halnya penyakit silicosis dan juga penyakit-penyakit pneumokonisosi lainnya, penyakit antrakosis juga ditandai dengan adanya rasa sesak napas. Karena pada debu batubara terkadang juga terdapat debu silikat maka penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silicosis. Bila hal ini terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis. Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantraksosis dan penyakit tuberkolosilikoantrakosis.
Penyakit antrakosis murni disebabkan debu batubara. Penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi berat, dan relatif tidak begitu berbahaya. Penyakit antrakosis menjadi berat bila disertai dengan komplikasi atau emphysema yang memungkinkan terjadinya kematian. Kalau terjadi emphysema maka antrakosis murni lebih berat daripada silikoantraksosis yang relatif jarang diikuti oleh emphysema. Sebenarnya antara antrakosis murni dan silikoantraksosi sulit dibedakan, kecuali dari sumber penyebabnya. Sedangkan paenyakit tuberkolosilikoantrakosis lebih mudah dibedakan dengan kedua penyakit antrakosis lainnya. Perbedaan ini mudah dilihat dari fototorak yang  menunjukkan kelainan pada paru-paru akibat adanya debu batubara dan debu silikat, serta juga adanya baksil tuberculosis yang menyerang paru-paru.
5.Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat menyebabkan nasoparingtis, bronchitis dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering dan sesak napas. Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja industri yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga, pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir.
Selain dari itu, pekerja-pekerja yang banyak menggunakan seng (dalam bentuk silikat) dan juga mangan, dapat juga menyebabkan penyakit beriliosis yang tertunda atau delayed berryliosis  yang disebut juga dengan beriliosis kronis. Efek tertunda ini bisa berselang 5 tahun setelah berhenti menghirup udara yang tercemar oleh debu logam tersebut. Jadi lima tahun setelah pekerja tersebut tidak lagi berada di lingkungan yang mengandung debu logam tersebut, penyakit beriliosis  mungkin saja timbul. Penyakit ini ditandai dengan gejala mudah lelah, berat badan yang menurun dan sesak napas. Oleh karena itu pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja-pekerja yang terlibat dengan pekerja  yang menggunakan logam tersebut perlu dilaksanakan terus – menerus.  
D. Pengendalian Emsi
Bila emisi yang dikeluarkan dari suatu aktifitas tidak sesuai dengan baku mutu emisi perlu dilakukan pengendalian terhadap emiasi tersebut. Satu cara yang masih banyak digunakan adalah dengan pemakaian alat pengendali emisi. Beberapa alat pengendli emisi antaralain:
v  Filter udara
Filer udara dimaksudkan untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada cerobong(stack),agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih saja yang keluar dari cerobong..pemilihan jenis filter terutama tergantug pada jenis dan ukuran partikelyang terdapat pada emisi. Filetr udara yang dipasang ini harus tetap diamati,kalau sudah jenuh harus diganti dengan yang lain.
v  Pengendap siklon
Pengendap siklon adalah pengendap pertikel yang ikut dalam emisi dengan pemanfaatan gaya sentrifugal dari partikel yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang lebih berat akan jatuh ke bawah. Makin besar ukuran debu,semakin besar partikel tersebut diendapkan.
v  Pengendap system grafitasi
Alat pengendap ini berupa ruang panjang sedemikian yang dialiri dengan udara kotor yang mengandung partikel secara perlahan sehingga memungkinkan terjadinya pengendapan partikel ke bawah akibat gaya beratnya sendiri.
v  Pengendap elektrostatik
Untuk pengendap diameter di bawah 5µm,pemisahan dengan pengendap siklon dan pengendap system grafitasi kurang efektif. Pemisahan partikel dengan diameter dibawah 5 µm lebih efektif dengan menggunakan pengendap elektrostatik. Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam jumlah yang relative besar. Alat pengendap ini berupa tabung silinder yang di tengahnya dipasang kawat yang dialiri arus listrik. Akibatnya adanya perbedaab tegangan akan menimbulkan corona  discharge di sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotorseolah-olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negative dan akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar .
v  Filter basah
Nama lain filter basah adalah scrubber atau wet colletors. Untuk pencemar yang non partikel(misalnya gas dan uap)tidak dapat  dipisahkan oleh filter biasa atau pengendap siklon. Umumnya pencemar nonpartikel dapat dipisahkan dari udara bersih dengan menggunakan srubber. Prinsip kerja srubber adalah melewatkan bahan pencemar melalui larutan penyerap. Sebagai akibat terjadinya kontak antara bahan pencemar  dengan larutan  penyerap ,akan terjadi penyerapan bahan pencemar di dalam larutan penyerap tersebut.







DAFTAR PUSTAKA

Mulia M. Ricky,2005,Kesehatan Lingkungan,penerbit Graha Ilmu,Yogyakarta
www://http Pencemaran Udara-kesehatan lingkungan html
www://http  5 macam penyakit akibat pencemaran partikel debu di udara html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar