DAMPAK PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKEL
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahamat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang”Dampak pencemaran udara oleh partikel” dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yakni untuk memenuhi tugas mata kuliah “analisis kualitas lingkungan”selain itu
dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pembaca tentang pencemaran
udara oleh partikel.Meskipun banyak kesulitan dan hambatan pembuatan makalah
ini.
Akhirnya,sebagai
insan yang lemah kami menyadari bahwa
kami memiliki banyak kekurangan,karena kesempurnaan hanya dimiliki Tuhan,oleh
karena itu segala kritik dan saran dari semua pihak demi menyempurnakan makalah
ini sangat kami harapkan.
Makassar, Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
B. RUMUSAN
MASALAH
C. TUJUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA DAN PARTIKEL
B.BENTUK-BENTUK PARTIKEL
C. DAMPAK PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKEL
D. ALAT PENGENDALI EMISI
BAB III : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Udara merupakan
faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan
fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan.
Udara yang dulunya segar kini kering dan kotor. Hal ini bila tidak segera
ditanggulangi, perubahan tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia,
kehidupan hewan serta tumbuhan.
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan
atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan
(komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di
dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup
lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia. Bila keadaan seperti itu terjadi
maka udara dikatakan telah tercemar.
Berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran
udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuknya atau dimaksuknya
zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient oleh kegiatan manusia
sehingga mutu udara ambient turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
udara ambient tidak memenuhi fungsinya.
B.
RUMUSAN MASALAH
Ø Apa
pengertian pencemaran udara dan partikel
Ø Apa bentuk-bentuk partikel
Ø Apa
dampak dari pencemaran udara oleh partikel
Ø Apa
saja alat pengendali emisi
C.
TUJUAN
1. Tujuan
umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini
adalah agar masyarakat pada umumnya dan mahasiswa
kesehatan masyarakat pada khususnya
dapat mengetahui akan dampak daripada pencemaran udara khususnya pencemaran udara oleh partikel,agar selanjutnya mereka dapat
menjaga dan memperbaiki perilaku mereka yang dapat mencemari udara.
2. Tujuan
khusus
Dapat mengetahui pengertian pencemaran udara
Dapat mengetahui bentuk-bentuk partikel
Dapat mengetahui akan dampak dari pencemaran
udara oleh partikel
Mengetahui dan mengenal alat-alat pengendali
emiasi sehingga tidak terjadi pencemaran udara
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
pencemaran udara dan partikel
Keputusan Menteri Negara Kependudukan Dan Lingkungan
Hidup RI No.KEP-03/MENKLH/II/1991
menyebutkan:
“Pencemaran
udara adalah masuk atau dimasuknnya
makhluk hidup,zat,energy atau komponen lain ke udara oleh kegiatan
manusia atau proses alam ,sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya”
Pencemaran
udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer
dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,
mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Partikel adalah pencemar udara yang
berada bersama-sama dengan bahan atau bentuk pencemar lain.
B. Bentuk-bentuk
partikel
Menurut
Wardhana(1995) dalam kaitannya dengan pencemar lingkungan maka partikel dapat
berupa keadaan-keadaan berikut:
Ø Aerosol
adalah istilah umum yang menyatakan adanya partikel terhambur dan melayang di
udara.
Ø Fog
atau kabut adalah aerosol yang berupa butiran air yang berada di udara
Ø Smoke
atau asap adalah aerosol yang berupa campuran antara butir padatan dan cairan
yang terhambur melayang di udara
Ø Dust
atau debu adalah aerosol yang berupa butiran padat yang terhambur dan melayang
di udara karena adanya hembusan angin
Ø Mist
artinya mirip dengan kabut,penyebabnya adalah butiran-butiran zat cair yang
terhambur dan melayang di udara.
Ø Fume
adalah aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam
Ø Plume
adalah asap yang keluar dari cerobong asap suatu industry
Ø Smog
adalah bentuk campuran antara smog dan fog
Umumnya
partikel yang dapat memasuki saluran pernafasan adalah partikel yang berukuran
lebih kecil dari 10 µm.
C. Dampak
pencemaran udara oleh partikel
Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena
peristiwa alamiah dan dapat pula disebabkan karena ulah manusia, lewat kegiatan
industri dan teknologi. Partikel yang mencemari udara banyak macam dan
jenisnya, tergantung pada macam dan jenis kegiatan industri dan teknologi yang
ada. Mengenai macam dan jenis partikel pencemar udara serta sumber pence marannya
telah banyak . Secara umum partikel yang mencemari udara dapat merusak
lingkungan, tanaman, hewan dan manusia. Partikel-partikel tersebut sangat
merugikan kesehatan manusia. Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh
partikel dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan atau
pneumoconiosis.
Pada saat orang menarik nafas, udara yang mengandung
partikel akan terhirup ke dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke
dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel
tersebut. Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan tertahan di saluran
nafas bagian atas, sedangkan partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan
pada saluran pernapasan bagian tengah. Partikel yang berukuran lebih kecil, 1
sampai 3 mikron, akan masuk ke dalam kantung udara paru-paru, menempel pada
alveoli. Partikel yang lebih kecil lagi, kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar
saat nafas dihembuskan.
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam
paru-paru. Penyakit pnemokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis
partikel (debu) yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Beberapa jenis
penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak
kegiatan industri dan teknologi, yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis,
Antrakosis dan Beriliosis.
1. Penyakit Silikosis
Penyakit Silikosis
disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk
ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika bebas ini banyak
terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang
mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika
juka banyak terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi, timah putih dan
tambang batubara. Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak
menghasilkan debu silika bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan keluar
dan terdispersi ke udara bersama – sama dengan partikel lainnya, seperti debu
alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu. Debu silika yang masuk ke
dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Masa
inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silicosis akan segera
tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke
paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit silicosis ditandai dengan sesak
nafas yang disertai batuk-batuk. Batuk ii seringkali tidak disertai dengan
dahak. Pada silicosis tingkah sedang, gejala sesak nafas yang disertai terlihat
dan pada pemeriksaan fototoraks kelainan paru-parunya mudah sekali diamati.
Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan semakin parah dan
kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan
kegagalan kerja jantung.
Tempat kerja yang
potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan
keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab penyakit
silicosis ini belum ada obatnya yang tepat. Tindakan preventif lebih penting
dan berarti dibandingkan dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silicosis akan
lebih buruk kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC
paru-paru, bronchitis, astma broonchiale dan penyakit saluran pernapasan
lainnya. Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja akan
sangat membantu pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja.
Data kesehatan pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan sesudah bekerja
perlu dicatat untuk pemantulan riwayat penyakit pekerja kalau sewaktu – waktu
diperlukan.
2.Penyakit Asbestosis
Penyakit Asbestosis adalah
penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang
mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun yang
paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada
pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes,
pabrik beratap asbes dan lain sebagainya. Debu asbes yang terhirup masuk ke
dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak napas dan batuk-batuk yang
disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar /
melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan tampak adanya
debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan
kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan
lingkungan agar jangan sampai mengakibatkan asbestosis ini.
3.Penyakit Bisinosis
Penyakit Bisinosis adalah
penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran debu napas atau serat
kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Debu kapas atau serat
kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil,
perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang
menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok
kursi dan lain sebagainya.
Masa inkubasi penyakit
bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal penyakit
bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari
Senin (yaitu hari awal kerja pada setiap minggu). Secara psikis setiap hari
Senin bekerja yang menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada
serta sesak nafas. Reaksi alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam
saluran pernapasan juga merupakan gejala awal bisinosis. Pada bisinosis yang
sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit
bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema.
4.
Penyakit
Antrakosis
Penyakit Antrakosis adalah
penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara. Penyakit ini
biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau pada
pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpa
batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga
batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar
batubara.Masa inkubasi penyakit ini antara 2 – 4 tahun. Seperti halnya penyakit
silicosis dan juga penyakit-penyakit pneumokonisosi lainnya, penyakit
antrakosis juga ditandai dengan adanya rasa sesak napas. Karena pada debu
batubara terkadang juga terdapat debu silikat maka penyakit antrakosis juga
sering disertai dengan penyakit silicosis. Bila hal ini terjadi maka
penyakitnya disebut silikoantrakosis. Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu
penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantraksosis dan penyakit
tuberkolosilikoantrakosis.
Penyakit antrakosis murni
disebabkan debu batubara. Penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk
menjadi berat, dan relatif tidak begitu berbahaya. Penyakit antrakosis menjadi
berat bila disertai dengan komplikasi atau emphysema yang memungkinkan
terjadinya kematian. Kalau terjadi emphysema maka antrakosis murni lebih berat
daripada silikoantraksosis yang relatif jarang diikuti oleh emphysema.
Sebenarnya antara antrakosis murni dan silikoantraksosi sulit dibedakan,
kecuali dari sumber penyebabnya. Sedangkan paenyakit tuberkolosilikoantrakosis
lebih mudah dibedakan dengan kedua penyakit antrakosis lainnya. Perbedaan ini
mudah dilihat dari fototorak yang menunjukkan kelainan pada paru-paru
akibat adanya debu batubara dan debu silikat, serta juga adanya baksil
tuberculosis yang menyerang paru-paru.
5.Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar oleh
debu logam berilium, baik yang berupa logam murni, oksida, sulfat, maupun dalam
bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang disebut
beriliosis. Debu logam tersebut dapat menyebabkan nasoparingtis, bronchitis dan
pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering dan sesak
napas. Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja industri yang
menggunakan logam campuran berilium, tembaga, pekerja pada pabrik fluoresen,
pabrik pembuatan tabung radio dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang
industri nuklir.
Selain dari itu,
pekerja-pekerja yang banyak menggunakan seng (dalam bentuk silikat) dan juga mangan,
dapat juga menyebabkan penyakit beriliosis yang tertunda atau delayed
berryliosis yang disebut juga dengan beriliosis kronis. Efek tertunda ini
bisa berselang 5 tahun setelah berhenti menghirup udara yang tercemar oleh debu
logam tersebut. Jadi lima tahun setelah pekerja tersebut tidak lagi berada di
lingkungan yang mengandung debu logam tersebut, penyakit beriliosis
mungkin saja timbul. Penyakit ini ditandai dengan gejala mudah lelah, berat
badan yang menurun dan sesak napas. Oleh karena itu pemeriksaan kesehatan
secara berkala bagi pekerja-pekerja yang terlibat dengan pekerja yang
menggunakan logam tersebut perlu dilaksanakan terus – menerus.
D. Pengendalian Emsi
Bila emisi yang
dikeluarkan dari suatu aktifitas tidak sesuai dengan baku mutu emisi perlu
dilakukan pengendalian terhadap emiasi tersebut. Satu cara yang masih banyak
digunakan adalah dengan pemakaian alat pengendali emisi. Beberapa alat
pengendli emisi antaralain:
v Filter udara
Filer udara dimaksudkan untuk
menyaring partikel yang ikut keluar pada cerobong(stack),agar tidak ikut
terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih saja yang keluar dari
cerobong..pemilihan jenis filter terutama tergantug pada jenis dan ukuran
partikelyang terdapat pada emisi. Filetr udara yang dipasang ini harus tetap
diamati,kalau sudah jenuh harus diganti dengan yang lain.
v Pengendap siklon
Pengendap siklon adalah pengendap
pertikel yang ikut dalam emisi dengan pemanfaatan gaya sentrifugal dari
partikel yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga
partikel yang lebih berat akan jatuh ke bawah. Makin besar ukuran debu,semakin
besar partikel tersebut diendapkan.
v Pengendap system grafitasi
Alat pengendap ini berupa ruang
panjang sedemikian yang dialiri dengan udara kotor yang mengandung partikel
secara perlahan sehingga memungkinkan terjadinya pengendapan partikel ke bawah
akibat gaya beratnya sendiri.
v Pengendap elektrostatik
Untuk pengendap diameter di bawah
5µm,pemisahan dengan pengendap siklon dan pengendap system grafitasi kurang efektif.
Pemisahan partikel dengan diameter dibawah 5 µm lebih efektif dengan
menggunakan pengendap elektrostatik. Alat pengendap elektrostatik digunakan
untuk membersihkan udara yang kotor dalam jumlah yang relative besar. Alat
pengendap ini berupa tabung silinder yang di tengahnya dipasang kawat yang
dialiri arus listrik. Akibatnya adanya perbedaab tegangan akan menimbulkan
corona discharge di sekitar pusat
silinder. Hal ini menyebabkan udara kotorseolah-olah mengalami ionisasi.
Kotoran udara menjadi ion negative dan akan ditarik oleh dinding tabung
sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian
terhembus keluar .
v Filter basah
Nama lain filter basah adalah scrubber atau wet colletors. Untuk pencemar yang non partikel(misalnya gas dan
uap)tidak dapat dipisahkan oleh filter
biasa atau pengendap siklon. Umumnya pencemar nonpartikel dapat dipisahkan dari
udara bersih dengan menggunakan srubber. Prinsip
kerja srubber adalah melewatkan bahan pencemar melalui larutan penyerap.
Sebagai akibat terjadinya kontak antara bahan pencemar dengan larutan penyerap ,akan terjadi penyerapan bahan
pencemar di dalam larutan penyerap tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Mulia
M. Ricky,2005,Kesehatan Lingkungan,penerbit
Graha Ilmu,Yogyakarta
www://http
Pencemaran Udara-kesehatan lingkungan html
www://http 5 macam penyakit akibat pencemaran partikel
debu di udara html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar