A. LATAR BELAKANG
|
Pada tahun 2009, diperkirakan malaria
menyebabkan 781 000 kematian, sebagian besar terjadi pada anak-anak di Afrika.
Menurut Laporan Badan Kesehatan Dunia tahun 2010, terdapat 225 juta kasus
malaria dan diperkirakan 781 000 meninggal pada tahun 2009, sedangkan pada
tahun 2010, sekitar 2,2 milyar orang atau hampir setengah dari populasi dunia
berisiko terserang malaria. Setiap tahun terjadi sekitar 216 juta kasus malaria
dan diperkirakan 655.000 orang meninggal. Masyarakat yang tinggal di
negara-negara termiskin paling rentan terserang malaria. Data ini mengalami
penurunan dari 222 juta kasus dan 985 000 kematian pada tahun 2000. Sebagian
besar kematian terjadi di antara anak yang tinggal di Afrika di mana seorang
anak meninggal setiap 45 detik akibat malaria dan penyakit ini menyumbang
sekitar 20% dari semua kematian anak di dunia. Berbagai upaya telah dilakukan
dari tahun 2007 sampai sekarang, diperkirakan masih sekitar 2,2 miliar orang
hidup di daerah endemis malaria (WHO, 2010).
Penyakit malaria
tahun 2010 menewaskan lebih dari
1 juta orang. Penyakit tersebut disebabkan oleh parasit malaria yang masuk ke
dalam aliran darah manusia oleh nyamuk yang terjangkit parasit. Empat parasit
malaria yang sering menyebabkan penyakit malaria pada manusia yaitu Plasmodium falciparum yang lebih umum
ditemukan di Afrika. Plasmodium malariae
yang berkembang di wilayah sub tropis asia memiliki gejala yang tidak terlalu
membahayakan. Plasmodium vivax
sebelumnya diduga hanya menjangkiti kera, khususnya makaka berekor panjang dan
pendek yang ditemukan di hutan Asia Tenggara
Penyakit malaria
di Indonesia masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat terutama di Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan
NTT, yang
umumnya merupakan daerah mesoendemis sampai hiperendemis malaria. Penyakit
malaria masih termasuk dalam sepuluh kelompok penyakit utama yang banyak menyerang masyarakat
di Indonesia. Diperkirakan 25%
penduduk Indonesia tinggal di daerah yang beresiko tertular penyakit malaria
167 dari 292 kabupaten/kota di Indonesia masih merupakan wilayah endemis
malaria (Depkes RI, 2011).
Jumlah kasus penyakit
malaria klinis di Provinsi NTT pada tahun 2008, sebanyak 525.791 kasus. Kasus
penyakit malaria klinis tertinggi ada di Kabupaten Sumba Barat sebanyak 94.651
kasus, Kabupaten Sikka 87.622 kasus, Kabupaten Ende 75.709 kasus, terendah di
Kabupaten TTU sebesar 4.872 kasus, Kota Kupang 9.075 kasus Kabupaten Negekeo 4.685 kasus. Jumlah angka
penyakit malaria positif di Provinsi NTT
pada tahun 2009, sebanyak 120.428 kasus. Angka penyakit malaria positif
berdasarkan kabupaten/kota tertinggi ada di Kabupaten Sumba Barat sebanyak 22.216
kasus, angka terendah ada di Kota Kupang sebanyak 695 kasus dan Kabupaten Flores Timur sebanyak 1.121 kasus (Profil Kabupaten/Kota
dan Laporan Subdin PMK NTT Tahun 2009).
Data dari API menyebutkan bahwa penyakit malaria di
kabupaten Flores Timur menempati peringkat pertama dari 10 penyakit. Penyakit tahuan 2010 terpapat 3.727 kasus paositif dari
6.549 kasus klinis dan tahun 2009
sebanyak 8.403 kasus klinis dan positif malaria 3.727 kasus kelinis dan
seluruhnya diberikan pengobatan, jika di bandingkan dengan tahun 2008 terjadi
penurunan kasus klinis sebesar 27.204
(85,2%) dan positif malaria sebesar 6.515 orang (24,4%) (Profil Dinkes Flotim,2011).
Melihat dari fenomena ini, ada asumsi
penyebab tingginya kejadian malaria berhubungan dengan keadaan iklim dan
keadaan topografinya. Maka hal ini tentunya akan membawa perubahan yang cukup
signifikan bagi masyarakat flores timur.
Secara tidak langsung juga akan mempengaruhi perilaku masyarakat
setempat. Adanya perubahan perilaku
masyarakat tentunya akan mempengaruhi gaya hidup.
B. NAMA KEGIATAN
|
C.
TUJUAN KEGIATAN
|
a. Tujuan Umum
Menyelamatkan masyarakat dan
keluarga dari penyakit malaria yang menimbulkan KLB
b. Tujuan Khusus
D. TEMA KEGIATAN
|
“Selamatkan Warga Lamaholot Dari Belenggu Malaria “
E. WAKTU DAN
TEMPAT PELAKSANAAN
|
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Kamis, 3 September 2013.
F. SASARAN
KEGIATAN
|
Kegiatan ini ditujukan untuk semua masyarakat kabupaten Flores Timur dengan sasarannya adalah semua warga yang menderita ataupun tidak menerita malaria
G. BENTUK
KEGIATAN
|
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan dan pembagian kelabu yang berinsektisida serta
pemberian obat anti nyamuk dengan
mengambil beberapa materi antara lain
yang berkaitan dengan pemerantasan penyakit maria
H. PELAKSANA
KEGIATAN
|
Kegiatan ini akan
diselenggarakan oleh panitia pelaksana dari anggota Himpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat Jurusan Epidemiologi Kabupaten Flores Timur dan tenaga sukarela.
Larantuka , 13 Agustus 2014
Panitia pelaksana
Promotif And Preventif Deseases Of Malariae
SARIMAH ARIMIN RAHIM
KETUA SEKRETARIS
Mengetahui,
PENGURUS HMSKJE KABUPATEN
FLORES TIMUR
LAMBERTUS L.KELLEN
Ketua umum
TINJAUAN PUSTAKA
|
1. Pengertian
Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh parasit (Protozoa) dari genus plasmodium yang dapat ditularkan
melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
Istilah malaria diambil dari dua kata dalam bahasa Italia, yaitu mal artinya buruk dan area atau udara buruk karena dahulu
banyak terdapat di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit
tersebut juga mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa,
demam tropik dan demam pantai (Arif M, 2008).
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh
protozoa dari genus plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk anopheles betina, dapat menyerang semua orang. Penduduk yang paling
berisiko menderita penyakit malaria adalah balita, ibu hamil dan penduduk non
imun yang berada di wilayah endemis. Malaria merupakan penyakit protozoa yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles.
Penyakit tersebut adalah penyakit yang telah menularkan pada manusia serta
menjangkiti 102 negara endemis dengan jumlah populasi lebih dari 2,5 milyar
orang menyebabkan 1 hingga 2 juta kematian setiap tahunnya. Penyakit malaria
kini telah terbasmi di Amerika Utara, Eropa, dan Rusia dengan upaya pengendalian yang luar biasa. Penyakit
tersebut tampak timbul kembali pada banyak kawasan tropis, karena disamping itu
resistensi terhadap pengobatan dan menimbulkan permasalahan disebagian besar
daerah endemis malaria. Malaria tetap
menjadi beban utama bagi masyarakat yang tinggal dikawasan tropis (Horisson,2007
).
2.
Epidemilogi malaria
Epidemiologi
malaria adalah pengetahuan yang
menyangkut studi tentang kejadian (insidensi, prevalensi, kematian) karena
malaria, penyebaran atau penularannya pada penduduk yang tinggal di suatu
wialayah pada periode waktu tertentu, beserta faktor yang mempengaruhinya (Widoyono, 2008).
Studi epidemiologi malaria secara
garis besar, menyangkut 2 hal utama
yang saling berkaitan:
1. Host ( Pejamu) :
a. Manusia
(host intermediate)
Penyakit
malaria dapat menginfeksi setiap manusia, ada beberapa faktor intrinsik yang
dapat mempengaruhi manusia sebagai penjamu penyakit malaria antara lain:
usia/umur, jenis kelamin, suku/ras, sosial ekonomi, status perkawinan, riwayat
penyakit sebelumnya, cara hidup, keturunan, kejadian malaria, dan tingkat
imunitas.
b. Nyamuk
(host definitif)
Nyamuk
anopheles yang menghisap darah hanya nyamuk anopheles betina.
Darah diperlukan untuk pertumbuhan telurnya. Perilaku nyamuk sangat menentukan
dalam proses penularan malaria. Beberapa sifat dan perilaku sangat penting
adalah
1) Tempat hinggap atau istirahat
a) Eksofilik: nyamuk hinggap dan istirahat di luar rumah.
b) Endofilik: nyamuk hinggap dan istirahat di dalam
rumah.
2) Tempat menggigit
a) Eksofagik: lebih suka menggigit di
luar rumah.
b) Endofagik: lebih suka menggigit di
dalam rumah.
2) Obyek yang digigit
a) Antrofofilik: lebih suka menggigit
manusia.
b) Zoofilik: lebih suka menggigit
binatang.
4) Faktor lain yang penting adalah:
a) Umur nyamuk (longevity) semakin panjang umur
nyamuk semakin besar kemungkinannya untuk menjadi penular atau vektor malaria.
b) Kerentanan nyamuk terhadap infeksi
gametosit.
2. Penyebab penyakit (Agent):
Agent atau
penyebab penyakit malaria adalah semua unsur atau elemen hidup ataupun tidak
hidup dalam kehadirannya bila diikuti dengan kontak yang efektif dengan manusia
yang rentan akan memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. Agent Plasmodium, parasit malaria pada manusia di Indonesia adalah: Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax,
Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Parasit
malaria dalam tubuh manusia berhabitat utama dalam sel darah merah (eritrosit)
yang memakan hemoglobin. Plasmodium vivax ada
bentuk hepatik yaitu dalam sel-sel hati yang memungkinkan terjadi relaps atau
kambuh. Penyebab malaria adalah protozoa
dari genus plasmodi (Widoyono, 2008).
Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria (yaitu
suatu protozoa darah yang termasuk genus plasmodium) yang dibawa oleh nyamuk anopheles. Ada empat spesies plasmodium penyebab malaria di
Indonesia yaitu (Fahmi U,2007).
1. Plasmodium vivax menyebabkan
malaria tertiana memiliki distribusi geografis terluas, termasuk wilayah
beriklim dingin, subtropik hingga daerah tropik seperti di negara India dan
Amerika Selatan. Demam terjadi selama 48 jam atau setiap hari ke tiga, pada
waktu siang atau sore. Masa inkubasi antara 12 hingga 17 hari dan salah satu
gejala adalah pembengkakan limpa atau splenomegali.
2.
Plasmodium
falciparum. Plasmodium tersebut merupakan penyebab
malaria tropika sering di temukan di Afrika. Merupakan penyebab sebagian besar
kematian. Memberikan banyak komplikasi dan mudah resisten terhadap pengobatan.
Parasit tipe ini juga bisa bersembunyi di dalam hati dan kembali saat kondisi
memungkinkan.
3.
Plasmodium
ovale, penyebeb malaria ovale yang memberikan
infeksi paling ringan dan sering sembuh dengan sendirinya.
4. Plasmodium malariae, penyebab
malaria kuartana. Umumnya terdapat pada daerah gunung, dataran rendah pada
daerah tropik.
3. Lingkungan (Environment)
Lingkungan adalah tempat manusia dan nyamuk berada. Nyamuk berkembang
biak dengan baik bila lingkungannya sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan oleh
nyamuk untuk berkembang biak. Nyamuk anopheles sangat cocok pada daerah perbukitan yang banyak terdapat hutan
dan perkebunan. Faktor suhu udara geografis (ketinggian dari permukan laut,
musim) dapat
berpengaruh pada kemampuan hidup parasit dalam nyamuk vektor. Plasmodium tidak
bisa hidup dan berkembang pada suhu < 16 0c. Kelembaban udara 60%-80% optimal untuk hidup nyamuk dengan umur panjang. Vektor anopheles semakin padat (misalnya hitungan jumlah nyamuk vektor rata-rata yang
menggigit orang per jam), semakin antropofilik (lebih suka menggigit dan
mengisap darah manusia), semakin panjang umurnya (> 2 minggu), dan semakin
rentan terhadap infeksi dengan parasit malaria, maka semakin besar potensinya akan
terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) malaria (Fahmi U, 2007).
4.
Gejala penyakit
malaria
Gejala klinis malaria biasanya terdiri
dari 2 stadium yang berurutan yaitu stadium dingin, stadium demam, dan stadium
berkeringat.
a.
Stadium dingin (cold stage)
Stadium tersebut mulai dengan menggigil
dan perasaan yang sangat dingin. Penderita biasanya menutupi tubuhnya dengan
segala macam pakaian dan selimut yang tersedia. Nadi cepat tetapi lemah, bibir
dan jari-jari pucat atau sianosis, kulit kering dan pucat, penderita mungkin
muntah dan pada anak-anak sering terjadi kejang. Stadium tersebut berlangsung
antara 15 menit sampai 1 jam.
b. Stadium
demam ( hot stage)
Stadium tersebut penderita merasa
kepanasan, muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar,
sakit kepala, mual serta muntah. Nadi menjadi kuat, sangat haus dan suhu badan
dapat meningkat sampai 410c.
Stadium tersebut berlangsung antara 2-12 jam, demam disebabkan karena
pecahnya sizon darah yang telah matang dan masuknya merosoit darah ke dalam
aliran darah.
c. Stadium berkeringat (sweating
stage)
Stadium tersebut penderita berkeringat
banyak sekali, sehingga tempat tidurnya basah, kemudian suhu badan menurun
dengan cepat, kadang sampai di bawah normal. Penderita dapat tidur dengan
nyenyak, badan terasa lemah setelah bangun. Stadium ini berlangsung 2-4
jam. Gejala tersebut tidak selalu
ditemukan pada setiap penderita, dan ini tergantung pada spesies parasit, umur,
dan tingkat imunitas penderita (Sutisna, 2009).
Tabel
1. Periode Prepaten dan Masa Inkubasi Plasmodium
Jenis
Plasmodium
|
Periode
Prepaten
|
Masa
Inkubasi
|
P. Vivax
|
12,2 hari
|
12-17 hari
|
P. Falciparum
|
11 hari
|
9-14 hari
|
P. Malariae
|
22,7 hari
|
18-40 hari
|
P. Ovale
|
12 hari
|
16-18 hari
|
Sumber: Zubersafawi.
2009. Membebaskan Negeri dari Malaria.
1. Cara
Penularan Malaria
Penyakit malaria ditularkan melalui 2
cara yaitu secara alamiah dan non alamiah: (Rampengan, 2009).
1. Secara
Alamiah
Penularan melalui gigitan
nyamuk anopheles yang mengandung parasit malaria.
2. Secara
Non alamiah
Penularan yang bukan melalui gigitan nyamuk anopheles. Berikut beberapa penularan
malaria secara non alamiah: (Widoyono, 2008)
a. Malaria
Bawaan (Kongenital)
Malaria
Kongenital adalah malaria pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya
menderita malaria. Penularan terjadi karena adanya kelainan pada sawar plasenta
(selaput yang melindungi plasenta). Penularan dari ibu kepada bayinya juga
dapat melalui tali pusat. Gejala pada bayi yang baru lahir berupa demam,
iritabilitas (mudah terangsang sehingga sering menangis), pembesaran hati dan
limpa, anemia, tidak mau makan atau minum, kuning pada kulit dan selaput
lender.
b. Penularan
Secara Mekanik
Penularan
secara mekanik adalah infeksi malaria yang ditularkan melalui transfusi darah
dari donor yang terinfeksi malaria, pemakaian jarum suntik secara bersama pada
pecandu narkoba atau melalui transplantasi organ.
c. Penularan
Secara Oral
penularan
secara oral pernah dibuktikan pada ayam (Plasmodium
gallinasium), burung dara (Plasmodium
relection) dan monyet (Plasmodium knowlesi).
d.
Siklus hidup plasmodium penyebab malaria
Gambar 1. Siklus hidup plasmodium
penyebab malaria
Dalam siklus hidupnya plasmodium
penyebab malaria mempunyai dua hospes yaitu pada manusia dan nyamuk. Siklus
aseksual plasmodium yang
berlangsung pada manusia disebut skizogoni dan siklus seksual plasmodium
yang membentuk sporozoit didalam nyamuk disebut sporogoni.
a. Siklus Hidup Plasmodium, Siklus aseksual
Sporozoit infeksius
dari kelenjar ludah nyamuk anopheles betina dimasukkan kedalam darah manusia
melalui tusukan nyamuk tersebut. Dalam waktu tiga puluh menit jasad tersebut
memasuki sel-sel parenkim hati dan dimulai stadium eksoeritrositik dari
pada daur hidupnya. Didalam sel hati parasit tumbuh menjadi skizon dan
berkembang menjadi merozoit (10.000-20.000
merozoit, tergantung spesiesnya) . Sel hati yang mengandung parasit pecah dan merozoit
keluar dengan bebas, sebagian di fagosit. Oleh karena prosesnya terjadi
sebelum memasuki eritrosit maka disebut stadium preeritrositik atau eksoeritrositik
yang berlangsung selama 2 minggu. Pada Plasmodium Vivax dan Ovale, sebagian
tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang
menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit dapat tinggal didalam
hati sampai bertahun-tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan
menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps (kekambuhan).
Siklus eritrositik dimulai saat merozoit memasuki
sel-sel darah merah. Parasit tampak sebagai kromatin kecil, dikelilingi oleh
sitoplasma yang membesar, bentuk tidak teratur dan mulai membentuk tropozoit,
tropozoit berkembang menjadi skizon muda, kemudian berkembang
menjadi skizon matang dan membelah banyak menjadi merozoit.
Dengan selesainya pembelahan tersebut sel darah merah pecah dan merozoit,
pigmen dan sisa sel keluar dan memasuki plasma darah. Parasit memasuki
sel darah merah lainnya untuk mengulangi siklus skizogoni. Beberapa
merozoit memasuki eritrosit dan membentuk skizon dan lainnya
membentuk gametosit yaitu bentuk seksual (gametosit jantan dan betina)
setelah melalui 2-2 siklus skizogoni darah.
b. Siklus Hidup Plasmodium, Siklus seksual
Terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk anopheles
betina menghisap darah yang mengandung gametosit. Gametosit yang bersama
darah tidak dicerna. Pada makrogamet (jantan) kromatin membagi menjadi
6-8 inti yang bergerak kepinggir parasit. Dipinggir ini beberapa filamen
dibentuk seperti cambuk dan bergerak aktif disebut mikrogamet. Pembuahan
terjadi karena masuknya mikrogamet kedalam makrogamet untuk membentuk zigot.
Zigot berubah bentuk seperti cacing pendek disebut ookinet yang dapat
menembus lapisan epitel dan membran basal dinding lambung. Ditempat ini ookinet
membesar dan disebut ookista. Didalam ookista dibentuk ribuan
sporozoit dan beberapa sporozoit menembus kelenjar nyamuk dan
bila nyamuk menggigit/ menusuk manusia maka sporozoit masuk kedalam
darah dan mulailah siklus pre eritrositik.
2. Pencegahan
dan Pengobatan Malaria
Kegiatan yang dapat dijalankan untuk
mengurangi malaria yaitu: (Widoyono, 2008):
1.
Menghindari
gigitan nyamuk malaria
Daerah pedesaan yang banyak
terdapat sawah, rawa-rawa atau tambak ikan, disarankan agar memakai baju
berlengan panjang, celana panjang saat keluar rumah terutama pada malam hari.
Mereka yang tinggal di daerah endemis malaria agar memasang kawat kasa
dijendela dan ventilasi rumah,serta menggunakan kelambu pada saat tidur.
Masyarakat dapat juga memakai obat anti nyamuk saat tidur dimalam hari untuk
mencegah gigitan nyamuk malaria.
2.
Membunuh jentik dan
nyamuk malaria dewasa
Cara membunuh jentik dan nyamuk
malaria dewasa dapat dilakukan beberapa tindakan berikut ini:
a. Penyemprotan rumah
Sebaiknya penyemprotan rumah-rumah di
daerah endemis malaria dengan insektisida dilaksanakan dua kali dalam setahun
dengan interval waktu enam bulan.
b. Larvaciding
Larvaciding merupakan kegiatan
penyemprotan rawa-rawa yang potensial sebagai tempat perindukan nyamuk malaria.
c. Biological control
Biological control adalah kegiatan penebaran
ikan kepala timah dan ikan guppy
digenangan air yang mengalir dan persawahan. Ikan-ikan tersebut berfungsi
sebagai pemangsa jentik-jentik nyamuk malaria.
3.
Mengurangi
tempat perindukan nyamuk malaria
Tempat perindukan nyamuk malaria
bermacam-macam, tergantung spesies nyamuknya. Daerah endemis malaria,
masyarakat perlu menjaga kebersihan
lingkungan. Tambak ikan yang kurang terpelihara harus dibersihkan, parit-parit yang terisi air payau harus ditutup, agar
dapat mengurangi tempat perkembangbiakan larva nyamuk malaria.
4.
Pemberian obat
pencegahan malaria
Pemberian obat pencegahan (Profilaksis) malaria bertujuan untuk
mencegah terjadinya infeksi, serta timbulnya gejala penyakit malaria. Orang
yang akan berpergian kedaerah-daerah endemis malaria harus minum obat anti
malaria sekurang-kurangnya seminggu sebelum keberangkatannya sampai empat
minggu setelah orang tersebut meninggalkan daerah endemis malaria.
Obat anti malaria seperti: kina,
paludrine, chloroquine, primaquin, semua plasmodium yang terdapat dalam tubuh
penderita dapat dimusnakan. Obat tersebut dapat pula dipakai sebagai usaha
pencegahan (prophylactic) sebelum
orang pergi ke daerah malaria dan selama berada di daerah malaria (widoyono, 2008).
IDENTIFIKASI MASALAH
|
Di dalam ilmu Epidemiologi ada 3 faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya malaria yaitu faktor Host ( Manusia ), faktor Agent (Plasmodium ) dan faktor Environment ( Lingkungan ). Bila ke 3 faktor ini terjadi ketidak seimbangan antara faktor satu dengan faktor lainnya, maka keadaan inilah yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian malaria.
Dari ke 3 faktor tersebut, faktor Host sangat besar pengaruhnya didalam kejadian malaria. Hal ini disebabkan karena selama manusia mampu menjaga keseimbangan antara ke 3 faktor tersebut maka kejadian malaria tidak akan terjadi. Ini menunjukkan bahwa perilaku sangat besar pengaruhnya didalam kejadian malaria.maka kejadian malaria di kabupaten flores timur kami melihat dari berbagai aspek atau sudut pandang sebagai seorang survailans di daerah endemik penyakit tersebut antara lain :
Lingkungan
Kondisi lingkungan berhubungan erat dengan kesehatan
manusia. Udara, air, tanah, dan hewan di lingkungan kita dapat menjadi penyebab
timbulnya penyakit. Apalagi jika tidak dikelola dengan baik.
Dinas Kesehatan unit Puskesmas menjelaskan pengertian
sehat menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah keadaan yang seimbang
baik mental, sosial, fisik, tanpa adanya kecacatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keseimbangan di antaranya, pertama faktor agent atau disebut pula faktor
penyebab penyakit dimana faktor ini yang menjadi penyebab dari pada adanya
penyakit. Kedua faktor host yaitu manusia sebagai objek penyakit. Ketiga adalah
faktor lingkungan dimana lingkungan adalah sebagai medianya.
Manusia dalam hal ini sebagai host
atau objek dari suatu penyakit. Penyakit di dalam manusia sangat dipengaruhi
oleh manusia itu sendiri. Bagaimana sikap atau perilaku manusia terhadap
lingkungan. Agen yang bisa menyebabkan manusia itu bisa sakit terdiri dari dua
macam yang pertama yang ada dalam tubuh manusia itu sendiri misalnya zat kimia
indogent dan kedua adalah yang ada diluar tubuh manusia seperti zat kimia
eksogent.
Jenis penyakit yang berbasis lingkungan diantaranya ISPA,
TBC paru, Diare, Polio, Campak, Cacingan, malaria, Flu Burung, Pes, Antrax, DBD, Chikungunya, Malaria,
filariasis.
“Beberapa faktor penghambat yang bisa menyebabkan
terjadinya penyakit tersebut adalah seperti pertama faktor kesadaran manusia
terhadap kepentingan kesehatan dan perlakuan terhadap lingkungannya. Kedua faktor
kepadatan penduduk yang cukup padat sehingga faktor penyebarannya akan sangat
cepat. Ketiga faktor kultur atau kebiasaan atau kepercayaan yang merugikan,
misalnya kebiasaan tidak memakan ikan padahal ikan merupakan sumber makanan
yang cukup baik.
Dalam upaya pemberantasan atau pencegahan
penyakit-penyakit berbasis lingkungan ini harus ditangani secara bersama-sama
tidak bisa secara sendiri-sendiri. Maka dari itu diperlukan promosi kesehatan
melalui berbagai media, baik cetak, elektronik, ataupun di pertemuan-pertemuan.
Pengaturan lingkungan dengan system management lingkungan yang cukup
baik diharapkan lingkungan akan sangat mendorong terciptanya lingkungan yang
sehat, sehingga tidak menjadi sumber penyakit bagi manusia. Diadakannya
perindungan secara khusus misalnya dengan adanya Imunisasi yang dilakukan
secara rutin dan konsisten, serta pemulihan dan pelestarian lingkungan hidup.
Lingkungan mempunyai peran yang
penting dalam penyebaran malaria lingkungan yang tempat nmyamuk yang sering di
jadikan sebagai tempat bersarangnya adalah biasanya lembab serta ada kubangan air
yang mengenang karena nyamuk penyebab malaria ini siklus hidupnya suka bertelur dan
bersarang pada tempat-tempat tersebut. Masyarakat yang kurang memperhatikan sanitasi
lingkungannya dapat menyebabkan vektor penyakit ini berkembang biak.
Lingkungan fisik,
Terdiri dari suhu, kelembaban, hujan, ketinggian, angin,
sinar matahari, arus air dan kadar garam. Suhu mempengaruhi perkembangan
parasit dalam nyamuk. Suhu yang optimun berkisar antara 20 dan 30ºC. Makin
tinggi suhu makin pendek masa inkubasi ekstrinsik (sporogoni) dan sebaliknya
makin rendah suhu makin panjang masa inkubasi ekstrinsik.
Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk, meskipun
tidak berpengaruh pada parasit. Tingkat kelembaban 60% merupakan batas paling
rendah untuk memungkinkan hidupnya nyamuk, pada kelembaban lebih tinggi
menyebabkan aktifitas nyamuk menjadi lebih sering menggigit, sehingga
meningkatkan penularan malaria.
Lingkungan biologik,
Tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan berbagai tumbuhan
lain dapat mempengaruhi kehidupan larva karena dapat menghalangi sinar matahari
atau melindungi dari serangan mahluk hidup lainnya, serta adanya tambak ikan
juga akan mempengaruhi populasi nyamuk.
c) Lingkungan sosial budaya,
kebiasaan beraktifitas manusia untuk berada di luar rumah
sampai tengah malam akan memudahkan nyamuk untuk menggigit, perilaku masyarakat
terhadap malaria akan mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk memberantas
malaria antara lain dengan menyehatan lingkungan, menggunakan kelambu, memasang
kawat kasa pada rumah dan menggunakan obat nyamuk. Berbagai kegiatan manusia
seperti pembuatan bendungan, pembuatan jalan, pertambangan dan pembangunan
pemukiman baru/transmigrasi akan menyebabkan perubahan lingkungan yang
menguntungkan malaria (Dinkes NTT,2003) berdasarkan
hasil pengamatan dan studi kepustakaan mengenai daerah timur di NKRI yaitu
tidak asing lagi adalah kabuapten flores timur,dengan melihat keadaan
lingkungan dan topografi yang begitu sulit,sanitasi lingkungan yang belum
begitu baik maka sangat mempengaruhi sartang nyamuk anaopheles dan mudah
meyerang setiap anggota atau masyarakat flores timur, yang dilihat dari kondisi
tempat pembuangan sampah, saluran pembuangan limbah. Dari komplikasi data
seluruh perumahan yang diperiksa maka dapat disajikan dalam bentuk grafik.
Grafik
1.2. proporsi rumah sehat di kabupaten flores timur tahun 2013
Lingkungan juga merupakan salah satu faktor pemicu
terjadinya dan tempat dimana berkembang biaknya vektor dilihat dari sanitasi
lingkungan masyarakat terutama tempat penyediaan air, TPS dan SPAL dari 56.960
rumah yang diperiksa bertahap selama 3 bulan.
Grafik 2.2. kepemilikan sanitasi lingkungan di kabupaten
flores timur tahun 2013.
1. Prilaku
Prilaku
merupakan salah satu indikator yang sanagt penting dalam sebuah masalah
kesehatan,terkait dengan maslah mengenai kejadian malaria ini maka prilaku
sering berkaitan dengan kebiasaan,yang mana kebiasaan berada di luar rumah pada
malam hari,tidak menggunakan kelambu ,tidak menggunakan obat antinyabuk,kebiasan
mengganung pakian di dalam rumah,hal ini menyebapkan
sarang atau tempat vektor .ada juga di ihat dari prilaku atau kebiasan
masyarakat menampung air di tempat penampungan yang terbuka,buang sampah
sembarangan,Jamban tidak bersih,SPAL tidak di bersikan ini merupkan salah satu
faktor yang meyebapkan penyakit.
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan
juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kejadian malaria di kabupaten
flores timur, diakibatkan karena SDM yang lemah.
3.
Layanan kesehatan
Dalam
rangka meningkatkankan peran serta msyarakat dal pembiyaan kesehatan pra upaya
yang di lakukan oleh dinas keseahtan dan pemda Flotim yaitu dana sehat,jpkm dan
asuransi kesehatan lainya termasuk kartu sehata bagi pendudk miskin dan warga
yang terserang penyakit selain itu juga upya pemerintah membangun tempat
pelayanan kesehatan yaitu,poskesdes,puskesmas pembantu yang memerlukan dana
yang cukup besar dan tidak terlepas dari swadaya masyarakat.selain itu juga
seperti yang di katakan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten Flores timur
bahwa walaupaun sudah ada tepat kesehatan sudah berda di pelosok samapi di
daerah terpencil namum masih kurang tenaga ksehatan yang meyebar .dengan
julmlah puskesmas pemantu dengan puskemas induk di lihat dari perbandingan 1:2,3
artinya setiap 1 puskesmas di dukung 2 – 3 puskesmas pembantu dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
4.
Keadaan kesehatan
Keadaan
kesehatan masyarakat tergantung dari pengetahuan masyarakat tentang suatu
penyakit dan peran serta dari tenaga kesehatan untuk menjaga kesehatan,di
samping itu juga di dukung dengan kepedulian masyarakat untuk hidup sehat dan
bebas dari penyakit,seperti yang di tuturakan oleh Edu B. Bahwa keadan
kesehatan masyaraakat Flotim sekarang sangat menurun karena banyak penyakit
yang menyerang warga pada umumnya balita,Bumil yaitu penyakit malaria,penykit
ini sering di derita oleh warga miskin yang tinggal di daerah yang terpencil
dan keadaan lingkunganya tidak mendukung sperti tempat penyimpanan air
bersih,kebersiahn halaman dan lain sebagainya.
5.
Keadaan Pemerintahan
Pemerintahan
kabupaten flotim juga tidak tinggal diam akan maraknya masalah kesehatan yang
semakin signifikan dimana diantaranay adalah penyakit malaria maka pemerintah
kabupaten juga mempunyai andil untuk menanggulangi bergagai isu-isi kesehatn
yang terkait dengan derajat kesehatan masyarakat sesuai dengan SKN adapun upaya
pemeritah Kab.Flotim yang bekerja sama
dengan Dinkes Flotim yaitu :
a) Pemantapan
manajemen kesehatan di kbupaten
b) Konsulidasi seluruh sumber daya yang ada termasuk budaya
kerja sumber daya manusia.
c) Pemantapan
kapasitas dan mutu pelayanan kesehatan melalui pendayagunaan potensi seluruh
sumber daya yang ada dengan pendekatan paradigma sehat.
d) Menempatkan
SIM sehingga sehingga setiap keputusan pengambilanya berdasrakan fakta.
e) Megembangan
sistem pembiayaan yang serasi dan sesuai kemampuan bayar masyarakat
6.
Kependudukan
Pertumbuahan dan perkembangan penduduk di kabupaten
flores timur seperti yang di langsir AMI bahwa kepadatan penduduk di kabupaten
flores timur tidaak berpengaruh dengan kejadian malaria,hal ini juga sama
persis dengan penelitian seorang mahasiwa UGM melalui perengakat lunak dengan
mengunakan GIS mengungkapkan bahwa tidak
ada hubungan mengenai kepadatan penduduk dengankejadian malaria di soewkarto.
Jumlah penduduk kabupaten flores timur berdasarkansensus
penduduk dari badan pusat satatistik kabupaten flores timur pada tahun 2010
adalah 232.312 jiwa jika di bandingkan
dengan tahun 2009 adalah 233.811 jiwa terjadi penurunan jumlah penduduk yaitu
sebanyak 1.499 jiwa (0.64%).penyebaran penduduk belum merata ,rata- rata
kepadatan penduduk flores timur tercatat sebesar 127.9 jiwa setiap km2.berdasrakan
data banyaknya rumah tangga dan rata- rata anggoatya rumah tangga menurut
kecamatan di kabupaten flores timur tahun 2010 rata- rata penduduk tercatat
sebesar 4,5 jiwa sedangakan jumlah penduduk tertinggi di kabupaten flores timur
adalah kecamatan larantuka sebanyak 37.271 jiwa dan terendah kecamatan demon
pagong sebesar 4.288 jiwa.
7.
Sosial Budaya
Masalah
kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari berbagai
masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social
budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat
kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well
being , merupakan
Resultante
dari 4 faktor yaitu :
1) Environment
atau lingkungan, behaviour atau perilaku,
2) Antara
yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological balance.
3) Heredity
atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya.
4) Health
care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitatif.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derjatderajatkesehatanmasyarakat.
berasarakan hasil penagmatan dan pelakukaan pendekatan secara komunikatif maka ada beberpa hal yang kami simpulakn bahwa masyarakat flores timur masih 25% menggunakan kebudayaannya sebagai tolok ukur untuk menyebuhkan penyakit malaria,hal ini sering di temukan di daerah terpencil karena kurangnya pengetahuan masyarakat,dan untuk menyembukan penyaki malaria mereka sering menggunakan prespsi mereka masing – masing sesuai dengan kepercayaan di kampung halaman.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derjatderajatkesehatanmasyarakat.
berasarakan hasil penagmatan dan pelakukaan pendekatan secara komunikatif maka ada beberpa hal yang kami simpulakn bahwa masyarakat flores timur masih 25% menggunakan kebudayaannya sebagai tolok ukur untuk menyebuhkan penyakit malaria,hal ini sering di temukan di daerah terpencil karena kurangnya pengetahuan masyarakat,dan untuk menyembukan penyaki malaria mereka sering menggunakan prespsi mereka masing – masing sesuai dengan kepercayaan di kampung halaman.
PERENCANAAN
|
a. Rancangan
Pendekatan
Bertitik tolak
dari identifikasi masalah mengenai penyakit malaria maka perlu adanya rancangan
pendekatan. Pendekatan yang dilakuakan
dalam kegiatan ini adalah pendekatan pragmatis untuk untuk meliahat sejauh mana masyarakat
yang menderita malaria klinis sebanyak
14.952 dan positif malaria sebanyak
5.156 dan di lakukan pemerikasan darah oleh pihak laboraturim ternyata yang
benar sudah para sebanyak 34% kemudian dari yang menderita positif malaria yang
di obati memperoleh pengobatan untuk
mencegah malaria .
b. Prioritas Masalah
Dilihat
dari kejadian tersebut maka yang sangat mempengaruhi kejadian malaria adalah
timngkat pengetahuan,lingkungan,sosial budaya dan prilaku.
PROMOTIF
AND PREVENTIF DESEASES OF MALARIAE
1. Sewa
gedung untuk penyuluhan = Rp. 5.000.000
2.
Biaya operasional @ 10mengantar
surat undangan = Rp. 1.000.000
3. Pengadaan
pesan – pesan kesehatan =
Rp. 5.000.000
4. Dokumentasi =
Rp. 400.000
5. Konsumsi + snack =
Rp. 2.500.000
6. Id
card panitia = Rp. 100.000
7. Spanduk
= Rp. 100.000
8. Pengadaan
kelambu insektisida @ Rp. 150.000 =
Rp. 50.000.000
9.
Pengadaan obat anti nyamuk @
Rp.2.0000 = Rp. 1.000.000
Jumlah = Rp. 65.100.000.
Makassar, 13 April 2013
Lorensius Lexi
Riong
Kordinator
PREVENTIVE AND
PROMOTIVE DESEASES OF MALARIAE
OLEH :
TIM INVESTIGASI
LAMBERTUS L. KELEN 10.
101. 097
SARIMAH 10.
101. 301
HERY JUNIARDI M. 10
.101. 568
ARMIN RAHIM 10
.101. 851
OKTAVIANUS LERA M. 10.
101. 170
LAURENSIUS LEKSI RIANU 10. 101. 075
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2013
PROMOTIF AND
ISOLATION
KUSTA OF
DESEASES
OLEH :
TIM INVESTIGASI
MELINDA 10.
101. 220
RISMAYANTI GIRIK ALLO 10. 101. 219
SELVITA 10
.101. 243
RAHAYU WULANDARI 10
.101. 209
FEBRIAH AMILUDDIN 10.
101. 249
BERGITA 10.
101.
YOHANES B. MOLA 10.
101.
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar